Rabu, 13 Agustus 2014

Prof. Dr. Boediono


Sedikit Bicara, Banyak Bekerja


Prof. Dr. Boediono,M.Ec. lahir di Blitar, Jawa Timur, 25 Februari 1943. Masyarakat mengenal Boediono sebagai sosok yang sedikit bicara tetapi banyak bekerja. Pribadinya sederhana, pembawaannya tenang dengan senyumnya yang khas. Rekam jejaknya membuktikan bahwa ia piawai dalam menjalankan tugas di berbagai posisi yang pernah ia lalui.

Ini mungkin yang menarik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminangnya sebagai Wakil Presiden untuk masa jabatan 2009-2014. Dalam kompetisi pemilihan presiden secara langsung pada 8 Juli 2009, pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono menang dengan perolehan suara 60,8% Pada 20 Oktober 2009, Majelis Permusyawaratan Rakyat melantik Boediono sebagai Wakil Presiden RI yang ke-sebelas setelah Mohammad Hatta, Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Adam Malik, Umar Wirahadikusumah,  Soedharmono, Try Soetrisno, BJ Habibie, Megawati Soekarnoputri, Hamzah Haz, dan Muhammad Jusuf Kalla.

Boediono beristrikan Herawati dan memiliki dua anak, Ratriana Ekarini dan Dios Kurniawan. Ia memperoleh gelar Bachelor of Economics (Hons.) dari University of Western Australia pada 1967. Lima tahun kemudian, ia meraih Master of Economics dari Monash. University, Australia. Kemudian pada tahun 1979, ia mendapatkan gelar Ph.D.dalam bidang ekonomi dari Wharton Business School, University of Pennsylvania, Amerika Serikat.

Boediono pertama kali menjadi menteri pada 1998 dalam Kabinet Reformasi Pembangunan sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional. Setahun kemudian, ketika terjadi peralihan kabinet dan kepemimpinan dari Presiden BJ Habibie ke Abdurrahman Wahid, ia digantikan oleh Kwik Kian Gie.

Ia kembali masuk ke kabinet sebagai sebagai Menteri Keuangan pada 2001, dalam Kabinet Gotong Royong menggantikan Rizal Ramli. Sebagai Menteri Keuangan, ia membawa Indonesia lepas dari bantuan Dana Moneter Internasional dan mengakhiri kerja sama dengan lembaga tersebut.

Ketika Susilo Bambang Yudhoyono terpilih sebagai presiden pada 2004, Boediono memilih beristirahat dari posisi di pemerintahan dan kembali mengajar. Tapi Boediono kembali mendapat panggilan tugas negara saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan perombakan kabinet pada 5 Desember 2005. Boediono menggantikan Aburizal Bakrie menjadi Menteri Koordinator bidang Perekonomian.

Pada 9 April 2008, DPR mengesahkan Boediono sebagai Gubernur Bank Indonesia, menggantikan Burhanuddin Abdullah. Ia merupakan calon tunggal yang diusulkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono .

Kendati sudah melanglang buana ke berbagai posisi, Boediono menyatakan dunia pendidikan adalah cinta pertamanya. Mengajar dan menulis adalah kegiatan yang sangat dia cintai. Dalam berbagai kesempatan, Boediono selalu menyempatkan berdialog dengan pelajar dan generasi muda. Boediono selalu menitipkan pesan, generasi muda harus mampu tumbuh menjadi pemimpin masa depan yang berkarakter, berintegritas, dan cinta kepada tanah air Indonesia. "Hati saya luluh jika berhadapan dengan anak-anak," katanya suatu ketika.


sumber : Website Resmi Wakil Presiden RI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar