Biografi Charles Goodyear (Pendiri Perusahaan Goodyear)
Charles
Goodyear adalah seorang warganegara Amerika kelahiran Philadelphia yang
telah berhasil mengolah getah karet menjadi benda yang amat penting bagi
setiap kendaraan. Pengendara sepeda, pengemudi becak, pemilik mobil
atau pilot pesawat terbang sudah selayaknya mengucapkan terimakasih atas
jasa-jasanya yang amat besar. Ia mengolah kami dari kepingan-kepingan
karet hingga menjadi benda yang amat berguna. Begini cerita Kami getah
karet:
Sekitar tahun
1830 perindustrian karet di Amerika menarik perhatian rakyat. Dapatlah
dikatakan, di kala itu rakyat Amerika sedang demam karet. Tiap orang
terpesona oleh getah yang keluar dari tubuh kami. Tetapi tak
terduga-duga sedikitpun, kami dicemoohkan. Apa sebabnya? Ketika itu
barang-barang yang dibuat dari karet menjadi amat keras di musim salju
dan menjadi lengket kalau musim pabas. Rakyat Amerika marah, seakan-akan
mereka ditipu oleh pabrik karet yang bernama Roxbury India Rubber Co.
Tiap hari berpuluh-puluh macam barang yang dibuat dari karet
dikembalikan ke pabrik itu. Caci maki yang menodai nama pabrik
berkumandang setiap hari.
Pada suatu hari
sang Direktur memeriksa keadaan pabriknya. Setengah putus asa ia
memerintahkan supaya sejumlah besar karet yang telah lengket dan
berharga tak kurang dari dua puluh ribu dollar itu dipendam dalam lubang
raksasa. Di kala itu rata-rata pabrik-pabrik karet hanya dapat bertahan
hidupnya tak lebih dari 5 tahun. Suatu kerugian besar bagi
penanam-penanam modal.
Di kala rakyat
sudah tak mau lagi mempedulikan barang-barang yang dibuat dari karet,
muncullah seorang pedagang besi yang sudah bangkrut, yaitu Charles
Goodyear. Hatinya tertarik juga akan keajaiban getah kami. Dan rupanya
ia ingin mengadu nasibnya membuat sendiri barang-barang dari karet.
Pertama-tama ia
membuat pentil. Sayang sekali usahanya yang pertama ini gagal karena
tak laku. Terpaksa ia harus pulang ke kota kelahirannya, Philadelphia.
Namun semangat usahanya walaupun hasil usahanya sendiri tak laku, tak
kunjung padam. Ia hanya heran mengapa orang-orang tak mau membeli
pentilnya, padahal benda itu banyak gunanya.
Nasib si
Charles betul-betul sedang sial. Menjadi pedagang besi bangkrut,
berdagang karet tak laku dan di tempat kelahirannya pun ia mengalami
nasib lebih buruk lagi. Ia ditangkap dan dipenjarakan karena tak mampu
lagi melunasi hutang-hutangnya. Setelah beberapa hari mendekam dalam sel
penjara ia minta kepada istrinya supaya dikirimkan beberapa bungkal
karet mentah. Ia bertekad selama berada di dalam penjara akan mengadakan
percobaan-percobaan dengan karet mentah itu. Setelah menerima sebungkal
karet yang masih mentah sama sekali, ia mulai mengadakan percobaan.
Berjam-jam ia duduk di bangku kecil sambil meremas-remas bungkalan
karet. Dalam pikirannya muncul suatu pertanyaan yang membesarkan
hatinya. Jika sifat karet ini rekat mengapa tidak bisa diberi campuran
serbuk untuk menghisap kerekatan itu? Di saat itu juga ia teringat akan
serbuk magnesia yang amat halus seperti bedak. Ia terus mengadakan
percobaan sambil menunggu waktu dibebaskan dari penjara.
Setelah keluar
dari penjara ia mencoba mempraktekkan hasil penemuannya. Dengan bantuan
bekas teman sekolahnya, istrinya dan anak-anaknya yang masih kecil-kecil
ia membuat beberapa pasang sepatu karet. Usahanya mulai kelihatan
hasilnya. Tetapi kegembiraannya cepat sekali berganti dengan kesedihan.
Sebab, sebelum sepatunya dapat dijual, tiba musim panas. Semua sepatu
berubah lagi bentuknya menjadi bungkalan karet yang amat lengket.
Temannya, istri
dan anak-anaknya bingung. Tetapi Charles Goodyear tenang saja
menghadapi kejadian yang aneh itu. Sekarang ia akan mencampurkan dalam
karet yang meleleh itu dua macam zat pengering, yaitu serbuk magnesia
dan kapur sirih. Setelah adonan tercampur benar-benar, kemudian dimasak
sampai mendidih. Apa hasilnya? Karet itu tak meleleh lagi walau hari
amat panas. Beberapa hari kemudian hasil percobaannya itu diberi aneka
macam warna yang menarik. Pada suatu hari ia kan mengadakan sati
percobaan lagi. Karena kehabisan bahan, terpaksa ia mengambil benda
contoh yang lama. Untuk menghilangkan warna perunggu, ia mencoba
membubuhi asam sendawa. Di luar dugaannya sama sekali, warna itu tidak
hilang, malah menjadi hitam pekat. Tanpa dipikir panjang lagi sebungkal
karet hitam itu dibuang ke keranjang sampah. Tiga hari kemudian ia
teringat lagi dengan benda hitam yang dibuangnya ke keranjang sampah. Ia
berpikir sejenak setelah ia ingat dan sadari bungkalan karet yang
dicampur dengan asam sendawa itu sifatnya berubah menjadi lebih halus.
Akhirnya benda yang telah dibuang itu dicari lagi. Benar juga apa yang
dipikirkannya. Bungkalan karet itu menjadi lebih halus dan kering
seperti kain. Mulailah terbuka pikirannya, bahwa karet betul-betul dapat
dijadikan aneka macam barang yang amat berguna bagi manusia. Sekarang
ia ingin mempraktekkan hasil percobaannya dengan sungguh-sungguh. Ia
ingin membuktikan, bahwa karet dapat dimanfaatkan menjadi barang-barang
yang berharga.
Baru
saja seorang pengusaha di New York
berjanji akan memberikan bantuan uang untuk usahanya, pada tahun 1873
Amerika dilanda krisis keuangan. Hancurlah semua usaha dan
angan-angannya. Dengan perasaan kecewa, akhirnya pindahlah, keluarga
Goodyear ke pabrik karet yang sudah kosong di Staten Island. Di sana ia
hidup dari menangkap ikan. Tentu saja penghasilan yang diperolehnya
tidak mencukupi untuk makan sekeluarga. Lima tahun lamanya keluarga
Goodyear hidup melarat. Karena merasa kasihan, beberapa orang petani di
Woburn memberikan bantuan susu dan kentang kepada anak-anaknya, walaupun
kentang itu belum tua benar. Tanpa bantuan mereka, tidaklah mustahil
anak-anak Goodyear akan lebih menderita lagi.
Setelah
melewati masa-masa yang suram, di musim salju pada tahun 1839 terjadi
suatu peristiwa yang tidak terduga-duga. Goodyear mulai mengadakan
percobaan dengan karet. Dan kali ini sebagai bahan campuran
dipergunakannya belerang dan hasilnya mengagumkan sekali. Dalam bulan
Februari 1839 ia memperlihatkan kepada pemilik sebuah toko di Woburn
rumus karet dan belerangnya. Apa hasilnya? Pemilik toko itu hanya
mentertawakan dan mengejek saja. Goodyear yang selalu tenang rupanya tak
dapat menahan kesabarannya lagi karena selalu diejek. Sambil
menggenggam sebungkal karet dilampiaskanlah amarahnya. Apa yang terjadi
kemudian? Karet yang digenggamnya terlepas dan jatuh di atas tungku api
yang amat panas.
Ketika ia
membungkukkan badannya hendak mengoreknya dari tungku; karet itu tidak
mencair, hanya hangus saja seperti kulit. Di sekitar tempat yang hangus
itu tampak tepi bingkas berwarna kecoklat-coklatan. Zat ini memang karet
juga. Tetapi sudah sedemikian rupa, hingga merupakan zat yang baru sama
sekali. Inilah yang kemudian menjadi karet tahan iklim, tidak berubah
sifatnya oleh panas maupun dingin.
Nah, sekarang
Goodyear tahu panas dan belerang dapat merubah sifat karet. Walau begitu
ia belum puas, karena belum tahu berapa lama harus dipanaskan dan
berapa derajat tinggi panas itu. Dengan penuh kesabaran ia membakar
karet dalam pasir panas, lalu ditaruh dalam uap panas. Kemudian digencet
di antara dua batang besi panas pula.
Sementara itu
hidup Goodyear sekeluarga betul-betul melarat sekali. Tiba-tiba timbul
kekhawatirannya akan mati dengan demikian maka rahasia pembuatan
karetnya terbawa dalam kubur. Inilah yang selalu mengganggu jiwanya.
Untuk menyambung hidup mereka, terpaksa ia menjual barang-barangnya.
Hari ini arlojinya dijual, besok atau lusa perabotan rumahtangganya
pindah ke tangan tukang loak. Dan ketika piring makan sudah habis pula
dijual, terpaksa ia membuat piring dari karet.
Dengan hati
sedih ia pergi ke Boston dengan maksud meminta pertolongan kepada
teman-temannya. Kasihan sekali nasibnya. Bukan pertolongan yang
diterimanya, melainkan ia dijebloskan ke dalam penjara; sebab ia tak
sanggup membayar rekening hotel sebesar 5 dollar. Sementara itu sudah 6
dari 12 orang anaknya meninggal dunia karena kelaparan.
Kalian tentu
tahu dan dapat merasakan pula betapa pedih hati Goodyear menghadapi
musibah yang amat berat itu. Namun ia tetap berkeras hati hendak
mewujudkan apa yang pernah ia lakukan dengan percobaan-percobaannya.
Suatu hari ia
menemukan, bahwa karet yang dipanasi oleh uap selama 4 sampai 6 jam
dengan suhu 270 derajat Fahrenheit akan memberikan hasil seragam yang
memuaskan. Penemuannya yang gilang-gemilang itu membuat orang lain kaya
raya, tetapi tidaklah demikian bagi Goodyear. Dalam usaha dagangnya ia
tidak semaju seperti dalam lapangan penemuannya. Orang-orang lainlah
yang memetik hasil yang lebih besar dari penemuan itu. Memang, waktu
diadakan Pameran Perdagangan Dunia di London dan Paris pada tahun 1850
ia mendapat penghargaan Silang Legium Kehormatan dari Kaisar Napoleon
III, tetapi ketika ia meninggal dunia (tahun 1860) ia meninggalkan
hutang sebesar dua ratus ribu dollar. Tetapi honorarium yang
diperolehnya setelah ia meninggal dunia membuat keluarganya hidup
bahagia. Salah seorang anaknya, Charles Yr, mewarisi bakat bapaknya yang
lebih berharga. Ia berhasil membuat mesin-mesin pembuat sepatu. Dari
hasil penemuannya ini ia hidup berbahagia.
Sebagai penghormatan atas jasa-jasanya, perusahaan karet terbesar sedunia diberi nama Goodyear Tire & Rubber Co.
sumber :
-kaskus
-wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar