Kabupaten KARIMUN
Profil
Nama Resmi | : | Kabupaten Bintan | |||
Ibukota | : | Bandar Seri Bentan | |||
Provinsi | : | Kepulauan Riau | |||
Batas Wilayah | : | Utara: PHILIP CHANNEL (SINGAPORE STRAIT), SEMENANJUNG MALAYSIA DAN SELAT MALAKA. Selatan: KECAMATAN KATEMAN - KABUPATEN INDRAGIRI HILIR Barat:KECAMATAN RANGSANG DAN KECAMATAN TEBING TINGGI - KABUPATEN BENGKALIS REGENCY; KECAMATAN KUALA KAMPAR KABUPATEN PELALAWAN Timur: PULAU BATAM | |||
Luas Wilayah | : | 912,75 Km² | |||
Jumlah Penduduk | : | 259.388 Jiwa | |||
Wilayah Administrasi Website | : : | Kecamatan : 9, Kelurahan : 22, Desa : 32 http://www.kab-karimun.go.id | |||
(Permendagri No.66 Tahun 2011)
Sejarah
Pulau
Karimun dewasa ini cukup menjadi perhatian oleh berbagai pihak.Pulau
ini selain merupakan tumpuan harapan para pencari kerja juga mendapat
perhatian dari para pengusaha maupun pelancong yang datang di daerah
ini. Pulau ini tampak megah dan indah dengan pegunungan maupun
perbukitan yang memiliki kandungan hasil bumi yang melimpah ruah. Untuk
mengenal lebih jauh mengenai Pulau Karimun, alangkah baiknya apabila
melihat asal-usul Pulau Karimun yang sekarang sudah menjadi kabupaten
tersendiri.
Pulau
Karimun pada masa lalu yaitu pada masa Kerajaan Riau-Lingga yang
berpusat di Pulau Penyengat merupakan sebuah wilayah dengan pusat
pemerintahan di Meral. Dengan demikian, bukan yang tampak seperti
sekarang ini dimana pusat pemerintahan berada di Tanjung Balai. Keadaan
ini merupakan perubahan struktur pemerintahan seiring dengan proses
sejarah yang berhubungan dengan kerajaan Riau-Lingga tersebut.
Pada
tahun 1511 Kerajaan Malaka jatuh ketangan Portugis. Saat itu Sultan
Mansyur Syah yang memerintah pada masa tersebut memberi larangan zuriat
yaitu keturunan Raja-raja Malaka tinggal di Malaka. Hal itu dilakukan
demi menjaga kelangsungan kehidupan keturunannya. Pada masa itu, menurut
perkiraan Sultan Malaka apabila Malaka tetap melawan Portugis maka
keturunan mereka akan musnah. Mengingat orang-orang Portugis selain
memiliki pengaruh yang kuat juga mempunyai peralatan senjata yang
lengkap. Oleh karena suasana yang tidak memungkinkan untuk kembali
memerintah seperti semula, akhirnya Sultan Mansur Syah mengajurkan untuk
mencari tempat yang bari yaitu mendirikan kerajaan-kerajaan kecil di
tempat lain.
Oleh
karena itu, tak lama kemudian munculah kerajaan-kerajaan seperti ;
Kerajaan Indrasakti yang berkedudukan di Pulau Penyengat, kerajaan
Indraloka yang berkedudukan di Tumasek, Kerajaan Indrapura yang
berkedudukan di Siak, Kerajaan Indragiri yang berkedudukan di Rengat dan
Kerajaan Indrapuri yang berkedudukan di Langkat. Kelima kerajaan ini
merupakan pecahan dari kerajaan Malaka.
Sementara
itu, rakyat dari kerajaan Malaka berpencar dan diantaranya tinggal di
Pulau- pulau yang berada di Kepulauan Riau termasuk salah satunya adalah
Pulau Karimun. Sejak Malaka diduduki Portugis di daerah ini terutama
Selat Malaka merupakan tempat pelayaran kapal-kapal dari luar negeri
yang berdagang ke Asia Timur. Kapal-kapal dari luar negeri yang
berdagang ke Asia Timur. Kapal-kapal yang melewati pulau ini tidaklah
selalu aman karena sering terjadi perompakan ditengah laut yang
dilakukan oleh para lanon yang berkeliaran di daerah ini. Para lanon
tersebut berasal dari orang-orang yang tinggal menetap di pulau-pulau
sekitar Kepulauan Riau diantaranya Pulau Karimun. Diantara sekian banyak
lanon, ada yang bernama pameral merupakan kepala perampok kelas satu
yang tinggal di sekitar pulau karimun. Oleh karena itu, dapat dipastikan
bahwa pada masa lalu Pulau Karimun merupakan basis perompak atau bajak
laut.
Raja
Kerajaan Riau- Lingga yang memerintah di Pulau Penyengat sering
mendapat laporan dari keamanan lautnya bahwa diperairan laut mereka
sering terjadi perompakan diatas kapal-kapal yang melintas daerah ini.
Oleh sebab itu kapal-kapal yang berlayar melalui Selat Melaka tidak
berani berlayar malam. Mendengar kabar yang demikian, maka Raja Menjadi
bimbang atas perairan di wilayah, untuk itu diadakan pengintaian
terhadap aksi-aksi perampok itu dan dima kedudukan mereka.
Selanjutnya,
Sultan mendapat Informasi yang menyatakan bahwa perampok-perampok itu
berkedudukan di Pulau Karimun dan biangkeroknya bernama pameral. Oleh
Sultan diadakan perundingan dikala Pembesar Kerajaan. Dalam musyawarah
tersebut, salah seorang menteri mengusulkan untuk menangkap ketua
perampok itu. Pameral pun di tangkap dan dibawa ke Pulau Penyengat.
Selanjutnya, ia dimasukan dalam penjara.
Beberapa
setelah Pameral ditanggkap, keadaan tidaklah menjadi aman sebagaimana
diharapkan. Bahkan, frekuensi perompakan mennjadi lebih tinggi. Akhirnya
para pembesar Kerajaan mengadakan perundingan kembali atas masalah yang
sama. Dalam perundingan kali ini, Datok Bendahara menyarankan pameral
dijatuhi hukuman pancong. Ia akan dibebaskan tetapi dengan syarat harus
mengamankan para perampok yang berkeliaran di laut.
Setelah munsyawarah tersebut, pameral dipanggil untuk mengadap Sultan dan Sultan berkata Kepada pameral “ya
pameral kalau kau bisa mengamanakan perampok-perampok di sekitar laut
malake dose engkau akan diampunka, engkau tidak jadi dihukum bunoh.mendapatkan
syarta yang demikian bukan main senang bagi pameral. Selepas raja
berkata, ia pun mengangkat tangan menjunjung di bawah duli ia berkata:
ampon patek tuanku, kalau memang syaratnye patek siap mengamankan
perompak. Maka pameral kembali ke daerah karimun.dengan diiringin hulu
baling kerajaan dan langsung mengamankan daerah ini dari bajak laut. Tak
lama kemudian wilayah selat malaka menjadi aman begitu juga temoat
tinggalnya.
Atas
jasa-jasa tersebut pameral diangkat oleh raja menjadi batin pertama di
daerah itu. Rajapun berkenan memberi tanah pada pameral sehingga
berkembang sampai keanak cucunya. Tak lama kemudian raja abdul rahman
yang berkedudukan di pulau penyengat mengangkat walik raja yaitu raja
abdullah menjadi amir pertama di daerah ini.daerah tersebut dikenal
daerah meral.
Begitulah
ceritanya yang diperoleh menjadi awal mula pertama pulau karimun
menjadi daerah pemukiman penduduk yang dilatar belakangi peristiwa
sejarah dimasa lampau. Adapun beberapa asal usul daerah karimun yang
dapat diangkat dalam tulisan ini adalah pulau karimun itu sendiri,
tanjung balai dan pulau buru. Nama beberapa daerah yang diangkat dalam
tulisan ini merupakan daerah yang menjadi pusat perhatian dalam
pembangunan yang disebut daerah pemekaran.
Arti Logo
Hitam Adalah Ketenangan.
Kuning Adalah Kebesaran, Keagungan.
Putih Adalah Kesucian, Kebersihan
Hijau Adalah Ketaqwaan, Kesuburan, Kemakmuran.
Biru Adalah Kelembutan, Kedamaian.
Coklat Adalah Kekekalan, Keabadian.
Kuning Adalah Kebesaran, Keagungan.
Putih Adalah Kesucian, Kebersihan
Hijau Adalah Ketaqwaan, Kesuburan, Kemakmuran.
Biru Adalah Kelembutan, Kedamaian.
Coklat Adalah Kekekalan, Keabadian.
1. Berbentuk Perisai adalah Masyarakat Kabupaten Karimun Siap Mempertahankan Wilayahnya.
Bersudut Lima Adalah Berlandaskan Pancasila.
Bersudut Lima Adalah Berlandaskan Pancasila.
2. Bintang Adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, Toleransi Beragama.
3. Padi
Kapas, Padi Berjumlah 19 Dan Kapas Berjumlah 9 Merupakan Tanggal
Berdirinya Kabupaten Karimun, 1900 Yang Melambangkan Kemakmuran,
Kesejahteraan Masya rakat Karimun Tidak Kekurangan Sandang Pangannya.
4. Payung
Dengan Lidih Payung Berjumlah Sepuluh Merupakan Kabupaten Karimun Pada
Bulan 10 Yang Melambangkan Pemerintahan Yang Adil Dan Mengayomi
Masyarakat.
5. Rantai Dengan Mata Rantai Berjumlah 12 Buah Merupakan Kabupaten Karimun Berdiri Pada Tanggal 12 adalah Persatuan.
6. Roda Gigi Berjumlah 9 Merupakan Kabupaten Karimun Berdiri Tahun 1999, Juga Mengartikan Pertambangan Dan Perindustrian.
7. Sampan Kolek Merupakan Daerah Bercirikan Bahari.
8. Terdiri Dari Tiga Pulau Yang Melambangkan Kabupaten Karimun Terdiri Dari Kepulauan. Diantaranya Tiga Buah Pulau Yang Besar.
9. Terdapat
Tiga Gelombang Laut Yang Mengartikan Gelombang Laut Sebagai Sarana
Transportasi, Gelombang Laut Sumberdaya Perikanan, Gelombang Laut
Sumberdaya Perikanan Yang Melambangkan Bahwa Kabupaten Karimun Sebagai
Daerah Maritim Pada Umumnya Lautan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar