12 warisan si Raja Batak Sebagai Pedoman Hidup
Pertama: Sukkun mula ni hata, sise mula ni Uhum,
Artinya:
Untuk mengambil suatu keputusan harus dengan musyawarah,
Artinya;
Adat yang telah dirancang moyang dari dulu, walaupun tidak tertulis tapi tak boleh dirubah,
Ketiga: Boni naso jadi dudaon,
Artinya;
Seseorang tidak boleh mengganggu kehidupan dan mata pencaharian orang lain,
Keempat: Parinaan ni manuk naso jadi siseaton,
Artinya;
Segala sesuatu yang telah dirancang oleh nenek-moyang tidak boleh kita hilangkan atau ditiadakan,
Kelima: Tokka do dohonon Goar ni Inang Bao, tung pe binoto,
Artinya;
Tidak akan membeberkan suatu rahasia walau sudah jelas ada bukti, kalau nanti itu akan membawa/mengakibatkan kekacauan dan perpecahan,
Keenam: Somba marhula-hula elek marboru manat mardongan tubu,
Artinya;
Falsafah Dalihan na Tolu adalah pondasi kehidupan masyarakat Batak yang harus di junjung tinggi,
Artinya;
Sekecil apapun hukum tatanan yang telah disepakati, karena itu adalah hasil musyawarah maka tidak boleh dilanggar,
Kedelapan: Dang sitodo turpuk siahut lomo ni roha,
Artinya;
Kita harus tabah akan apa yang telah kita terima dan nikmati, karena segala kehidupan manusia ada ditangan Tuhan (Mulajadi Nabolon),
Kesembilan: Pattun hangoluan, tois hamagoan, unang pesalihon nalonga, jala unang ho makkilang,
Artinya;
Kita harus lemah lembut dan sopan santun diharapkan juga tidak akan mengambil riba/keuntungan dari orang miskin,
Kesepuluh: Nasojadi paboaon nasopatut tu ina-ina, alai muba do molo tu ina,
Artinya;
Jangan memberi informasi yang bersifat rahasia kepada orang yang suka atau sering menggosip,
Kesebelas: Mar-Bo lao tu Tapian, ehem laho tu jabu,
Artinya;
Harus membiasakan diri dalam tata karma yang sangat hati-hati agar tak terjerumus dalam perbuatan amoral,
Keduabelas: Alai li alai lio, singir gabe utang molo so malo,
Artinya;
Berusahalah jadi orang yang pintar dan bijak, karena orang bodoh akan selalu jadi santapan orang pintar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar