Senin, 29 Desember 2014

Ada Tuhan di Kokpit Pesawat

Hardani Triyoga,Rochmawati - detikNews
Jakarta - Ninis tak lagi kelihatan menangis. Putri pertama Kapten Iriyanto yang bernama asli Angel Anggi (25 tahun) itu hari ini mulai keluar dari kamar, menemui tetamu yang datang ke rumahnya di Perum Pondok Jati, Desa Pagerwojo, Kecamatan Buduran, Sidoarjo.

Wajahnya memang agak sedikit sembab. Namun Ninis terlihat tegar. Dia menyalami satu persatu tetamu dan sejumlah rekan yang datang. Sebuah doa dia panjatkan, semoga sang papa bisa pulang dengan selamat.

"Saya berharap Papa diberikan perlindungan dan keselamatan agar bisa kembali berkumpul dengan keluarga di rumah," kata Anggi saat ditemui detikcom di rumahnya hari ini Senin (29/12/2014).

Ayah Anggi, Kapten Iriyanto adalah pilot pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang kontak di sekitar perairan Belitung sejak Minggu (28/12/2014) kemarin. Pesawat tersebut membawa 155 penumpang dan 7 kru.

Bagaimana perasaan seorang pilot saat mengemudikan pesawat?

Sebuah pengalaman disampaikan oleh salah satu pilot pesawat Sukhoi TNI Angkatan Udara Mayor (Penerbang) Anton Pallaguna. Kapten Iriyanto adalah senior Anton.

Bedanya Iriyanto saat berkarier di TNI AU menerbangkan pesawat jet tempur F-16. Selama karier penerbangannya, Iriyanto memiliki total 20.537 jam terbang

 Menurut Anton, pilot ibarat roh dalam pesawat yang sudah lengkap dengan peralatan teknologi software canggih. Pilot itu melengkapi jiwa raga pesawat untuk terbang. Kendali otomatis dan tanggung jawab ketika terbang di udara berada di tangan pilot. Pengalaman spiritual sering dia rasakan saat di kokpit pesawat.

Peristiwa di luar logika ketika pilot yang hanya manusia tidak sanggup menghandle satu persoalan saat terbang, seperti pesawat terbakar atau ketika tergelincir saat hendak mendarat.

“Kemampuan secara utuh tidak bisa kita handle. Saya percaya ada pertolongan. Di balik kokpit itu Tuhan ada. Ini bukan pengalaman saya saja tapi para senior juga,” kata Anton kepada detikcom di Lapangan Udara Halim Perdanakusumah (17/8/2013) lalu.

Hingga hari ini Ninis terus berharap dan berdoa agar Kapten Iriyanto bersama 155 penumpang dan 7 kru pesawat AirAsia QZ8501 segera ditemukan. "Semoga Bapak lekas ditemukan, karena ya sedih juga adik sesekali tanyak Bapak ke mana belum pulang," ujarnya sendu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar