Sabtu, 01 November 2014

Kemuliaan Nabi Muhammad SAW Dialam Barza

Assalamualaikum Wr Wb
Tak diragukan lagi ,, Nabi Muhammad SAW adalah Insan Paling Mulia sepanjang zaman. Kehidupannya adalah BERKAH dan RAHMAT bagi alam semesta. Namun sebenarnya sesudah Beliau wafat kemuliaannya tidaklah berkurang.
Berikut diantaranya :
1. Jasad Muhammad SAW tidak rusak
Ada banyak hadis mengenai ini, namun cukup satu contoh untuk menjelaskannya :
Quote:
“Sungguh Allah mengharamkan bumi dari memakan jasad para Nabi” (Diriwayatkan oleh Abi Daud, Ibn Majah, Ibn Hibban, Al-Hakim, Al-Baihaqi dengan sanad sahih).
Demikian kemuliaan Nabi, hingga jasadnya meski sudah dikubur, namun tidak hancur dimakan tanah.
2. Arwah Nabi Muhammad SAW masih hidup di alam Barzakh
Quote:
“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki.” (QS. Ali Imran: 169).
Sebagian orang pasti akan berfikiran negatif karena kurangnya pemahaman, bahwa para Syuhada itu hidup dalam arti -HANYA NAMANYA SAJA TETAP HIDUP- atau istilah lainnya namanya tetap dikenang. Tentu penafsiran ini kurang tepat.
Pertama, karena kalau cuma sekedar namanya dikenang orang kafir juga banyak yg namanya dikenang (Fir’aun).
Kedua, tidak semua Syuhada terkenal.
Pemahaman yg benar berdasarkan berbagai hadis :
1. hidup, tentu di alam barzakh, alam yg lebih tinggi dari alam dunia.
2. di sisi Tuhan, maksudnya dekat dengan kemuliaan Allah.
3. mendapat rezeki.
Dari ayat ini juga bisa diambil kesimpulan, arwah para Nabi, termasuk Nabi Muhammad SAW yang kedudukan dan kemuliaannya jelas di atas para syuhada, mereka juga hidup, di sisi Tuhan dan mendapat rizki dari Allah.
Kesimpulan ini diperkuat dengan hadis-hadis tentang Isra-Miraj. Bahkan diantaranya Hadis Bukhari Muslim, di mana Rasul SAW bertemu dengan arwah para Nabi AS di Masjidil Aqsa dan tangga2 langit. Dari langit 1 sampai langit 7. Kalau para Nabi lainnya mendapat kemuliaan seperti itu, tentu Rasul SAW juga lebih dari itu.
3. Arwah Nabi Muhammad SAW masih beribadah
Di antara kisah perjalanan Nabi SAW ketika Isra Miraj, adalah beliau mengunjungi (berziarah) ke makam dan tempat2 suci para Nabi AS. (Kebiasaan ini dilanjutkan oleh para ulama salaf dengan kebiasaan berziarah ke makam2 ulama terdahulu. Sebagian orang yg kurang faham, menganggap kebiasaan ini bid’ah bahkan mengagungkan kuburan… Tentu anggapan yg didasari ketidaktahuan.
Nah, di antaranya adalah sebagaimana Sabda Rasulullah SAW :
Quote:
“aku melewati Musa (as) dimalam aku di Isra kan di Katsibil Ahmar dan Musa berdiri di kuburnya dan ia shalat” (Shahih Muslim Bab Fadhail).
Bahkan di Masjidil Aqsa ketika Isra Rasul SAW memimpin shalat seluruh arwah para Nabi AS, yang tentu berjumlah ribuan (berdasarkan sebuah hadis). Dalam hadis lain, para Nabi AS berdoa, tawaf dan mengucapkan talbiyah. Namun riwayat Sahih Muslim cukup menjadi dasar bahwa Para Nabi AS masih beribadah di alam kuburnya, tentunya termasuk Nabi Muhammad SAW.
Kita jangan menganggap ibadahnya para Nabi SAW sebagai bentuk beban, sebagaimana anggapan kita terhadap ibadah. Ibadah bagi para Nabi AS/SAW adalah merupakan puncak kenikmatan beraktivitas, karena tidak ada yg lebih indah daripada mendekat dan memuji nama Allah SWT. Di samping itu, dalam ibadah mereka tentunya termasuk mendoakan umatnya.
Kembali kepada kisah Isra-Miraj, ketika Rasul SAW bertemu dengan para Nabi AS di pintu2 langit, para Nabi AS mengucapkan salam kepada Rasul SAW dan umatnya serta mendoakan umatnya. Bahkan, Nabi Musa AS sangat ‘concern’ terhadap umat Muhammad SAW sehingga ketika diperintahkan shalat wajib, mula2 50 kali sehari semalam, Nabi Musa AS-lah yang menganjurkan Nabi SAW untuk minta ‘diskon’ kepada Allah mengingat umat Nabi Muhammad SAW adalah umat yg secara fisik lemah. Kita tahu terjadi drama bolak-balik hingga akhirnya menjadi 5 waktu saja.
Sebagian orang menganggap kisah ini ‘aneh’ dan tidak masuk akal, masak perintah Allah SWT kok diminta korting seperti itu…? Namun, bagi kita kaum beriman hal ini bukanlah hal aneh. Selain karena hadisnya sangat kuat (mutafaq alaih), juga sebenarnya mengandung hikmah yg banyak. Di antaranya:
1. Bahwa Allah sangat mencintai kasih kepada umatnya
2. Tingginya kedudukan Nabi Muhammad SAW
3. Tingginya nilai ibadah shalat 5 waktu, namun setara dengan 50 waktu.
4. (Ini yg terkait pembahasan kita). Para Nabi (dalam hal ini Musa AS), meski di alam barzakh tetaplah memikirkan nasib kaum beriman. Bahkan mereka memberi manfaat kepada kaum yang hidup. Bukankah, kita shalat menjadi lima waktu, di antaranya adalah karena wasilah (perantara, media) Nabi Musa AS?
4. Beliau (Nabi Muhammad SAW) masih menjawab salawat dan salam dari umatnya
Jangan kita mengira kalau kita bersalawat/salam kepada Nabi tidak dijawab oleh Beliau SAW. Justru akan diketahui dan dibalas oleh Beliau. Hadis mengenai itu ada dua macam.
Pertama, disampaikan oleh malaikat, berikut misalnya :
Quote:
“Sesungguhnya Allah Subhanahu wata’ala memiliki Malaikat-Malaikat yang terbang ke berbagai tempat di bumi menyampaikan kepadaku salam dari umatku.”( HR imam ahmad, hadis ini sahih)
Kedua, Allah SWTmenyampaikan kepada arwah Beliau sendiri. Berikut:
Quote:
“Tidak ada yg menyampaikan salam dari umatku, kecuali Allah akan mengembalikan ruhku dan menjawab salamnya ” (HR Abu Daud, hadis sahih).
Apalagi kalau kita mengunjungi maqam Nabi SAW, di mana jasad beliau masih utuh terkubur di situ, jika kita mengucapkan salam tentu akan dijawab beliau. Bahkan Nabi Isa AS nanti akan mengucapkan salam di makam Nabi SAW.
Quote:
“Sungguh Ibn Maryan akan turun dan melalui madinah dalam perjalanan pergi haji dan jika dia mengcapkan salam kepadaku, pasti aku akan menjawabnya” (HR Al-Hakim, beliau mengatakan sahih)
Karenanya marilah jangan ragu2 kita mengucapkan salam dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW
5. Nabi SAW bisa menemui umatnya melalui mimpi bahkan ketika sadar
Ini adalah keistimewaan lain dari Rasul SAW bahwa umat Islam masih bisa dikunjungi Beliau baik dalam keadaan mimpi maupun sadar, berikut dasarnya:
Quote:
“Barangsiapa yang pernah melihat aku dalam mimpinya, berarti dia benar-benar melihatku. Sesungguhnya syaitan tidak bisa menjelma dengan rupaku “. (Jami’u As-Soghir Imam Suyuthi, Musnad Imam Ahmad, Sahih Al-Bukhari, Sunan At-Tirmidzie, hadis ini sahih)
Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a katanya: Rasulullah s.a.w pernah bersabda:
Quote:
“ Barangsiapa yang pernah melihat aku dalam mimpinya, berarti dia akan dapat melihatku di dalam keadaan sadar. Sesungguhnya tidak bisa syaitan menjelma dengan rupaku “. ( Jami’u As-Soghir Imam Suyuthi, Sahih Al-Bukhari, Sahih Muslim, Sunan Abu Dawud, hadis sahih )
Tentu tidak semua orang bisa dikunjungi Nabi SAW, hanya orang-orang tertentu, kebanyakan adalah para shalihin. Alangkah bahagianya mereka bisa menemui Rasul SAW meski beliau sudah wafat.
Banyak kisah sahabat, dan salihin yang dikunjungi oleh Nabi SAW. Di antaranya (kalau tidak salah dalam sahih bukhari), sahabat Abu Hurairah dikunjungi oleh Nabi SAW, dan sesudah itu beliau banyak meriwayatkan hadis beliau. Juga misalnya kisah Imam Abu Hasan Al-Asy’ary yang ketika itu masih menjadi ulama mu’tazilah, sesudah mimpi bertemu Rasul SAW beliau menjadi pembela Ahlu Sunnah terdepan. Dan banyak kisah lainnya. Bahkan hingga kini.
 
Marilah Saudaraku ,, Kita Berlomba2 Mencari Ridho ALLAH SWT Agar Kita Bisa Bertemu Dengan Nabi Muhammad SAW.
Wassalamualaikum Wr Wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar