Sabtu, 01 November 2014

Apakah Umar bin Khaththab Musyrik? 

Posted by Quito Riantori  wahaby21.gif
Karena Tidak Membongkar Bangunan
Kuburan Para Nabi Di Al-Quds Palestina?
“Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari syi’ar Allah.” (QS al-Baqarah: 158)
Seperti sudah banyak diketahui orang bahwa kaum Wahaby-Salafy ini adalah orang-orang yang berpikiran picik dan jika berpengetahuan pun, itu hanya seputar kitab-kitab produk Kerajaan Saudi Arabia alias karya-karya rohaniawan Wahaby saja, sebut saja misalnya kitab-kitab Ibn Wahhab, Ibn Taymiyyah, Ibn Qayyim, Bin Baz dsb.
Sehingga dapat dengan mudah kita pahami jika seruan-seruan mereka macam itu adalah seruan-seruan hasil dari kedunguan atas pemahaman agama yang sakit.
Di antara seruan dungu kaum Wahaby- Salafy adalah bahwa membangun atau memperindah kuburan adalah perbuatan syirik. Benarkah seruan mereka ini?
Khatib al-Baghdadi dalam kitab Tarikh al-Baghdadi 1 halaman 154 yang pengisahannya disandarkan kepada seorang syeikh penduduk Palestina, dimana ia menyatakan: “Kulihat terdapat bangunan yang terang di bawah tembok Kostantin. Lantas kutanyakan perihal bangunan tersebut. Mereka menjawab: “Ini adalah makam Abu Ayyub al-Anshari seorang sahabat Rasulullah”. Kudatang mendekati makam tersebut. Kulihat makam beliau terletak di dalam bangunan tersebut dimana terdapat lampu yang tergantung dengan rantai dari arah atas atap” (Tarikh al-Baghdadi, Jil. 1, hlm. 154)
Dari keterangan Khatib al-Baghdadi tersebut kita bisa memahami bahwa pada saat itu, kuburan sahabat Abu Ayyub al-Anshari berada di dalam sebuah bangunan dan bahkan al-Khatib menyebutkan bahwa di dalamnya ada penerangan lampu.
Dari keterangan ini saja kita dapat meyimpulkan bahwa masyarakat Muslim saat itu biasa melakukan penghormatan atas para sahabat Nabi yang mulia dengan cara membangun kuburan dan memperindah kuburan mereka sebagai tanda penghormatan. Ingat! Sebagai tanda penghormatan, bukan sebagai anggapan bahwa para sahabata Nabi itu adalah Tuhan selain Allah!
Ingat! Ini masalah persepsi! Dan persepsi itu berada di dalam benak kita!
Saya pikir, para sahabat dan para tabi’in yang hidup sebelum lahirnya Ibn Taymiyyah dan Ibn Wahhab tidaklah sebodoh itu sehingga melakukan perbuatan seperti membangun kuburan para sahabat di dalam sebuah bangunan dengan maksud memuja-muja para sahabat Nabi yang telah wafat.
Dan jika benar perbuatan seperti itu adalah syirik tentu sudah pasti Khathib al-Baghdadi sudah memberi komentar yang sama dengan syekh-syekh Wahaby, namun tak satu pun komentar syirik tercantum di dalam kitabnya.
Apakah kaum Wahaby berani mengatakan pemahaman ‘aqidah Khathib al-Baghdadi ini minim sehingga dia tak tahu apa-apa tentang syirik? Jika itu yang ada dalam benak mereka maka hatta kura-kura yang sedang asyik berenang pun akan tertawa terbahak-bahak!
Mengapa Allah Swt memerintahkan para malaikat untuk sujud kepada Nabi Adam as? *]
Apakah itu berarti Allah Swt menyuruh para malaikat menyembah sang Nabi?
Wah naif sekali pikiran seperti itu!
Sangat jelas dan tak ada keraguan sedikit pun bahwa perintah sujud di dalam ayat tersebut adalah sebuah bentuk penghormatan bukan penyembahan!
Ibnu Jauzi dalam kitab al-Muntadham menyatakan: “Salah satu kejadian tahun 386 Hijriyah adalah para penghuni kota Basrah mengaku bahwa mereka telah berhasil menemukan kuburan tua yang ternyata kuburan Zubair bin Awam. Setelah itu berbagai peralatan penerangan dan penghias diletakkan (dalam pemakaman) dan lantas ditunjuk seseorang yang bertugas sebagai penjaga. Dan tanah yang berada di sekitarnya pun diwakafkan”. (Al-Muntadham, Jil. 14, hlm. 383)
Apakah penghormatan seperti ini juga dianggap syirik?
Peninggalan-peninggalan Islam merupakan tanda keotentikan agama, sehingga menjaga peninggalan para Nabi as, khususnya peninggalan Nabi Muhammad saw dan keluarganya, serta rumah yang beliau tinggali dan masjid dimana mereka mendirikan sholat terdapat faedah yang besar.
Bila semua tempat tersebut tetap terjaga, maka keotentikan Islam tidak akan menimbulkan keragu-raguan bagi umat sesudahnya, karena rumah dimana ia dilahirkan jelas, Gua Hira tempat Beliau saw menerima wahyu juga ada, dan tempat Makam Nabi Muhammad saw masih terjaga hingga saat ini. Hal ini sangat berbeda dengan agama Nasrani yang bahkan tidak mengetahui pasti rumah Nabi Isa as.
Namun Wahabi-Salfy Saudi ini telah merubuhkan begitu banyak bangunan bangunan bersejarah sebagai bukti Sirah Nabawiyah, sebagai bukti perjalanan Nabi Muhammad saw dan para sahabat Nabi dalam mendakwahkan Islam.
Bahkan hingga hari ini kita bisa menyaksikan kuburan Nabi Ibrahim as dan istrinya di Quds, semua makam itu mempunyai tanda dan bangunan. Mengapa Khalifah Islam ke-2 Umar bin Khatab ketika menaklukkan al-Quds di Palestina tidak memerintahkan tentara muslim untuk menghancurkan Makam para Nabi?
Apakah khalifah Umar bin Khaththab menjadi musyrik karena dia
yang tidak menghancurkan makam-makam yang ada kubah didalamnya ? Apakah Muhammad bin Abdul Wahab dan Raja Su’ud dari Saudi lebih baik dan lebih pintar dari Khalifah Umar bin Khattab?

Maka pada tahun 1344 H ( 1940 M ) ketika keluarga Su’ud berhasil menguasai kota Makkah dan Madinah maka mulailah mereka menghancurkan Kubah-kubah dikuburan para Sahabat di Baqi, peninggalan keluarga Rasul dan para Sahabatnya.
Raja Su’ud mengirimkan Hakim Agung Najd, Sulaiman bin Bulaihad untuk menekan Ulama Madinah.
Jika mereka menolak maka mereka akan dituduh kafir, syirik dan jika tidak bertaubat maka harus dibunuh.
Tanggal 8 Syawal 1344 H , kaum Wahabi mulai menghancurkan peninggalan Rasulullah saw dan makam para sahabat, Makam Istri Rasulullah Khadijah dan para Ahlul Bayt as juga dihancurkan. Hal ini menimbulkan kemarahan dikalangan baik muslim Sunni dan Syiah diseluruh dunia.
Diantara masalah yang paling peka bagi kaum Wahabi adalah membangun Makam Para Nabi as, para wali dan orang-orang shalih.
Ulama yang pertama kali membahas masalah ini adalah Ibnu Taymiyah dan Ibnu Qayyim muridnya. Keduanya berfatwa membangun kubur adalah haram dan dengan demikian orang harus menghancurkannya.
Ibnu Qayyim dalam bukunya Zaadul Ma’ad Fi Huda Khiri Ibad mengatakan, “Menghancurkan bangunan diatas makam adalah hukumnya wajib dan tidak boleh membiarkannya, meski satu hari setelah mampu melakukannya.”.
Sungguh mengherankan pendapat ulama seperti ini, juga pendapat Ulama Wahabi lainnya. Bagaimana mungkin membangun kubur hukumnya haram dan menghancurkan bangunan diatas kubur hukumnya wajib, padahal kita semua mengetahui bahwa kaum Muslimin memakamkan Rasulullah saw dikamar istrinya Aisyah dan itu berarti makam Nabi Saw berada didalam rumah Nabi saw. Bahkan kemudian Abu Bakar yang juga merupakan sahabat Nabi saw dan ayah dari Aisyah pun dimakamkan dirumah tersebut, dan kemudian Umar bin Kahththab pun dimakamkan juga disamping Nabi saw dan Abu Bakar.
Bukankah semua ini dilakukan di zaman para Sahabat Senior, Bagaimana kaum Wahabi menjelaskan tentang hal ini? Apakah para sahabat Abu Bakar, Umar dan Ali serta sahabat yang lainnya membongkar rumah Siti Aisyah karena makam Nabi saw berada di dalam rumahnya?
Bukannya mengambil pelajaran berharga dari hal ini, kaum Wahabi justru saat ini berniat untuk menghancurkan makam Rasulullah saw, dan para sahabat yang berada didalam Masjid Nabawi.
Inilah bukti-bukti lain betapa dungu dan bodohnya kaum Wahaby-Salafy itu!
Catatan :
* QS al-Baqarah ayat 34.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar