Setelah Raja Abdullah bin Abdul Aziz rahimahullah
mangkat, Dewan Kerajaan Arab Saudi mengumumkan putra mahkota Salman bin
Abdul Aziz sebagai raja baru, pelayan dua tanah suci. Rencananya
pembaiatan akan dilakuan 23 Januari 2015, setelah shalat isya waktu
setempat di istana kerajaan di Riyadh. Siapakah raja baru Arab Saudi
ini? Mari sejenak mengenal biografi singkat beliau. Putra Kabilah Kuat Dari Nejd
Salman bin Abdul Aziz dilahirkan pada 31 Desember 1935. Ia adalah
anak ke-25 dari Raja Abdul Aziz bin Saud. Ibunya bernama Hassa
al-Sudairi. Hassa dinikahi oleh Raja Abdul Aziz di awal tahun 1930-an.
Saat itu Abdul Aziz menaklukkan wilayah Nejd, kemudian menikahi Hassa,
wanita dari kabilah atau klan al-Sudairi salah satu kabilah terkuat di
Nejd.
Di masa berikutnya, ternyata anak-anak Abdul Aziz dari klan
al-Sudairi mewarisi karakter kepemimpinan dan kewibawaan kaumnya. Klan
ini pun menjadi klan terkuat di lingkungan kerajaan dengan tujuh putra
terbaik mereka. Mereka adalah:
Fahd bin Abdul Aziz (1921-2005), raja ke-5 Arab Saudi yang memerintah dari 13 Juni 1982 hingga 1 Agustus 2005.
Pangeran Sultan bin Abdul Aziz (1929-2011), menjabat sebagai menteri
pertahanan dari tahun 1962 hingga 22 Oktober 2011 dan rangkap jabatan
sebagai putra mahkota pada tahun 2005 hingga wafatnya pada 22 Oktober
2011.
Pangeran Abdurrahman bin Abdul Aziz (lahir tahun 1931), wakil menteri pertahanan dari tahun 1978 hingga November 2011.
Pangeran Nayif bin Abdul Aziz (1934-2012), menjabat sebagai menteri
dalam negeri dari tahun 1975 hingga 2012, menjabat perdana menteri dan
putra mahkota pada 27 Oktober 2011 hingga wafat pada 16 Juni 2012.
Beliau merupakan seorang yang paling dibenci oleh al-Qaeda dan Syiah
karena sikap tegasnya. Sehingga saat beliau wafat, sangat terlihat suka
cita di kedua kelompok tersebut.
Pangeran Turki bin Abdul Aziz (lahir tahun 1934) menjabat sebagai wakil menteri pertahanan pada 1968 hingga 1978.
Salman bin Abdul Aziz (lahir tahun 1935), menjabat gubernur Riyad
dari tahun 1963 hingga 5 November 2011, kemudian menjadi menteri
pertahanan pada 5 November 2011, putra mahkota pada 18 Juni 2012 hingga
22 Januari 2015, dan sekarang menjadi raja Arab Saudi yang ke-7.
Pangeran Ahmad bin Abdul Aziz (lahir tahun 1942), merupakan wakil
menteri dalam negeri dari tahun 1975 hingga 18 Juni 2012, kemudian
menteri dalam negeri dari 18 Juni 2012 hingga 5 November 2012.
Berikutnya adalah Putri Luluwah, Lathifah, al-Jawharah, dan Jawahir.
Kehidupan Keluarga
Salman bin Abdul Aziz menikah sebanyak tiga kali. Pertama, ia
menikahi Sulthanah binti Turki al-Sudairi, yang meninggal pada akhir
Juli 2011di usia 71 tahun. Sulthanah adalah anak dari paman ibu Pangeran
Salman, Turki bin Ahmad al-Sudairi. Dari pernikahan ini, Pangeran
Salman dikaruniai 5 orang putra dan satu orang putri: Pangeran Fahd,
Pangeran Ahmed, Pangeran Sultan, Pangeran Abdul Aziz, Pangeran Faisal,
dan Putri Hussa.
Anaknya dari pernikahan keduanya dengan Sarah binti Faisal
al-Subai’ai adalah Pangeran Saud. Anak-anaknya dari pernikahan ketiganya
dengan Fahdah binti Falah bin Sultan al-Hithalayn adalah Pangeran
Muhammad, Pangeran Turki, Pangeran Khalid, Pangeran Nayif, Pangeran
Bandar, dan Pangeran Rakan.
Putranya, Fahd dan Ahmad telah meninggal karena serangan jantung.
Anak keduanya, Sultan bin Salman, menjadi orang Arab dan anggota
kerajaan pertama yang terbang ke luar angkasa pada bulan Juni 1985.
Sultan bin Salman merupakan ketua Saudi Commission for Tourism and
Antiques (SCTA). Abdul Aziz bin Salman menjadi wakil menteri perminyakan
sejak tahun 1995. Faisal bin Salman adalah gubernur provinsi Madinah.
Muhammad, adalah penasehat pribadinya di kementerian pertahanan dan di
Crown Prince Court. Turki bin Salman menjadi ketua Penelitian dan
Marketing Group Arab Saudi sejak Februari 2013, menggantikan kakaknya
Faisal bin Salman.
Pada bulan Agustus 2010, Pangeran Salman menjalani operasi tulang
belakang di Amerika Serikat dan harus sering check up keluar kerajaan
untuk pemulihan. Ia juga pernah terserang stroke sedikitnya satu kali.
Meskipun sudah diterapi gerakan lengan kirinya tetap terbatas. Penyakit
lainnya yang diperkirakan diderita oleh Pangeran Salman adalah Demensia
dan Alzhemeir. Semoga Allah memberikan kemudahan dan kesembuhan. Pendidikan dan Karir Politik
Sebagaimana anak-anak Raja Abdul Aziz alu Saud yang lain, Salman pun
disekolahkan di sekolah khusus untuk para pangeran. Di sana ia
mempelajari ilmu agama dan sains modern. Sekolah ini dibangun oleh Raja
Abdul Aziz untuk memfasilitasi pendidikan anak-anaknya sebagai kader
penerus kepemimpinan kerajaan. Tradisi sekolah seperti ini telah
dipraktikkan oleh para khalifah Umayyah, Abasiyah, hingga kekhalifahan
Utsmani.
Gubernur Riyadh
Salman bin Abdul Aziz diangkat menjadi gubernur Provinsi Riyadh pada
tanggal 4 Februari 1963. Masa jabatannya berlangsung selama empat puluh
delapan tahun, dari tahun 1963 sampai 2011. Sebagai gubernur, ia
memberikan kontribusi untuk pengembangan Riyadh dari kota menengah ke
kota besar metropolitan. Ia meningkatkan pariwisata, proyek-proyek
penting, dan investasi asing di dalam negaranya. Dalam waktu 48 tahun,
Pangeran Salman berhasil mengubah kota padang pasir, Riyadh, yang
terisolasi menjadi kota yang dipadati gedung-gedung pencakar langit,
universitas, dan jaringan makanan cepat saji.
Pemandangan Kota Riyadh di malam hari.
Pangeran Salman berjuang memenuhi tuntutan ketersediaan rumah yang
terjangkau dan fasilitas transportasi publik yang layak bagi empat juta
penduduk kota itu. Jabatan Gubernur Riyadh ini membuat Salman sangat
dikenal di dunia internasional, terutama juga karena kota ini kerap
didatangi utusan internasional dan tamu-tamu VIP. Salman dengan cakap
berhasil mengamankan investasi asing bagi ibu kota Arab Saudi itu. Ia
juga membuka hubungan geopolitik dan ekonomi dengan Barat.
Ketika Pangeran Salman menjabat gubernur Riyadh, King Saud University
di Riyadh didirikan. Sekarang universitas ini menjadi salah satu yang
terbaik di Arab Saudi dan mulai diperhitungkan di dunia pendidikan
tinggi internasional. Di antara kebijakan tegas yang Pangeran Salman
putuskan adalah pada tahun 2011 ia mendeportasi pengemis asing dari Arab
Saudi dan mengadakan program rehabilitasi di depatemen sosial bagi
pengemis asli Arab Saudi. Pengemis-pengemis tersebut sengaja
memanfaatkan kemurahan hati penduduk Arab Saudi.
Bus modern yang menjadi transportasi mahasiswa dan pegawai King Saud University
Menteri Pertahanan
Pada 5 November 2011, Pangeran Salman diangkat menjadi menteri
pertahanan menggantikan saudara kandungnya yang menjadi putra mahkota,
Pangeran Sultan bin Abdul Aziz. Pada hari yang sama, Pangeran Salman
juga terpilih sebagai anggota Dewan Keamanan Nasional (NSC).
Alasan pengangkatannya sebagai menteri pertahanan karena memang ia
memiliki kompetensi yang luar biasa. Pertama, sifatnya yang
mengedepankan perdamaian dan diplomasi. Hal ini juga diketahui bahwa ia
aktif berurusan dengan masalah internal keluarga kerajaan dan menengahi
perselisihan di antara mereka. Kepandaiannya dalam diplomasi juga
membuat ia disegani di kalangan suku-suku Arab Saudi. Menurut surat
kabar Asharq al-Awsat sebagaimana dikutip Associated Press, Salman
dikenal memiliki hubungan yang sangat luas dengan suku-suku di Arab
Saudi dan pengaruhnya semakin memperluas jaringan bisnis keluarga
kerajaan. Kedua, Pangeran Salman adalah putra generasi tengah dalam
keluarga kerajaan; Oleh karena itu, ia bisa mengembangkan hubungan dekat
dengan kedua generasi dalam masalah sosial dan budaya.
Setelah jalan diplomasi dianggap buntu, Pangeran Salman juga tidak
segan menggunakan kekuatan militer. Contohnya ketika Arab Saudi ikut
terlibat secara militer dalam melakukan serangan udara terhadap ISIS
pada tahun 2014 kemarin.
Putra Mahkota
Pada 18 Juni 2012, Pangeran Salman diangkat sebagai Putra Mahkota
Arab Saudi tak lama setelah wafatnya saudaranya, Putra Mahkota Nayif bin
Abdul Aziz. Dan sekaligus didaulat sebagai wakil perdana menteri.
Pencalonannya sebagai putra mahkota dan wakil perdana menteri dianggap
sebagai sinyal bahwa reformasi Raja Abdullah akan terus berkembang.
Orang-orang pun menilai bahwa Pangeran Salman mengambil pendekatan yang
lebih diplomatik terhadap tokoh oposisi, berbeda dengan bangsawan Arab
Saudi lainnya. Mereka juga berpendapat bahwa Pangeran Salman sama
seperti Raja Abdullah, sebagian besar fokus pembangunan pada peningkatan
ekonomi bukan pada perubahan politik.
Pada tanggal 27 Agustus 2012, dewan kerajaan mengumumkan Pangeran
Salman bertanggung jawab atas urusan negara karena Raja Abdullah mulai
sakit-sakitan. Untuk mendekatkan hubungannya dengan rakyat, Pangeran
Salman meluncurkan akun twitter @KingSalman pada tanggal 23 Februari
2013. Raja Adalah Pelayan Kota Suci
Berbeda dengan raja-raja lainnya, Raja Arab Saudi justru memiliki
gelar khadim yang secara harfiayah diterjemahkan sebagai pembantu.
Raja-raja Arab Saudi adalah pembantu atau pelayan dua kota suci, Mekah
dan Madinah. Raja pertama yang mengenakan gelar ini adalah Raja Fahd bin
Abdul Aziz rahimahullah –kakak tertua Pangeran Salman- pada tahun 1986.
Setelah Raja Abdullah bin Abdul Aziz wafat pada dini hari tanggal 23
Januari 2015, dewan kerajaan menunjuk Pangeran Salman sebagai raja baru
Arab Saudi menggantikan saudara tirinya tersebut. Sebuah amanah besar
dan tugas yang berat sudah menanti beliau. Serangan ISIS dan separatis
Syiah dari dalam dan luar negeri adalah ancaman serius yang menjadi
prioritas pertama.
Semoga Allah memberinya taufik dan membantunya dalam mengemban
amanah. Semoga melalui dirinya, Allah memberikan kemanfaatan yang besar
bagi umat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sumber:
– http://en.wikipedia.org
– VOA Indonesia
Putra Kabilah Kuat Dari Nejd
Salman bin Abdul Aziz dilahirkan pada 31 Desember 1935. Ia adalah anak ke-25 dari Raja Abdul Aziz bin Saud. Ibunya bernama Hassa al-Sudairi. Hassa dinikahi oleh Raja Abdul Aziz di awal tahun 1930-an. Saat itu Abdul Aziz menaklukkan wilayah Nejd, kemudian menikahi Hassa, wanita dari kabilah atau klan al-Sudairi salah satu kabilah terkuat di Nejd.
Di masa berikutnya, ternyata anak-anak Abdul Aziz dari klan al-Sudairi mewarisi karakter kepemimpinan dan kewibawaan kaumnya. Klan ini pun menjadi klan terkuat di lingkungan kerajaan dengan tujuh putra terbaik mereka. Mereka adalah:
Salman bin Abdul Aziz menikah sebanyak tiga kali. Pertama, ia menikahi Sulthanah binti Turki al-Sudairi, yang meninggal pada akhir Juli 2011di usia 71 tahun. Sulthanah adalah anak dari paman ibu Pangeran Salman, Turki bin Ahmad al-Sudairi. Dari pernikahan ini, Pangeran Salman dikaruniai 5 orang putra dan satu orang putri: Pangeran Fahd, Pangeran Ahmed, Pangeran Sultan, Pangeran Abdul Aziz, Pangeran Faisal, dan Putri Hussa.
Anaknya dari pernikahan keduanya dengan Sarah binti Faisal al-Subai’ai adalah Pangeran Saud. Anak-anaknya dari pernikahan ketiganya dengan Fahdah binti Falah bin Sultan al-Hithalayn adalah Pangeran Muhammad, Pangeran Turki, Pangeran Khalid, Pangeran Nayif, Pangeran Bandar, dan Pangeran Rakan.
Putranya, Fahd dan Ahmad telah meninggal karena serangan jantung. Anak keduanya, Sultan bin Salman, menjadi orang Arab dan anggota kerajaan pertama yang terbang ke luar angkasa pada bulan Juni 1985. Sultan bin Salman merupakan ketua Saudi Commission for Tourism and Antiques (SCTA). Abdul Aziz bin Salman menjadi wakil menteri perminyakan sejak tahun 1995. Faisal bin Salman adalah gubernur provinsi Madinah. Muhammad, adalah penasehat pribadinya di kementerian pertahanan dan di Crown Prince Court. Turki bin Salman menjadi ketua Penelitian dan Marketing Group Arab Saudi sejak Februari 2013, menggantikan kakaknya Faisal bin Salman.
Pada bulan Agustus 2010, Pangeran Salman menjalani operasi tulang belakang di Amerika Serikat dan harus sering check up keluar kerajaan untuk pemulihan. Ia juga pernah terserang stroke sedikitnya satu kali. Meskipun sudah diterapi gerakan lengan kirinya tetap terbatas. Penyakit lainnya yang diperkirakan diderita oleh Pangeran Salman adalah Demensia dan Alzhemeir. Semoga Allah memberikan kemudahan dan kesembuhan.
Pendidikan dan Karir Politik
Sebagaimana anak-anak Raja Abdul Aziz alu Saud yang lain, Salman pun disekolahkan di sekolah khusus untuk para pangeran. Di sana ia mempelajari ilmu agama dan sains modern. Sekolah ini dibangun oleh Raja Abdul Aziz untuk memfasilitasi pendidikan anak-anaknya sebagai kader penerus kepemimpinan kerajaan. Tradisi sekolah seperti ini telah dipraktikkan oleh para khalifah Umayyah, Abasiyah, hingga kekhalifahan Utsmani.
Ketika Pangeran Salman menjabat gubernur Riyadh, King Saud University di Riyadh didirikan. Sekarang universitas ini menjadi salah satu yang terbaik di Arab Saudi dan mulai diperhitungkan di dunia pendidikan tinggi internasional. Di antara kebijakan tegas yang Pangeran Salman putuskan adalah pada tahun 2011 ia mendeportasi pengemis asing dari Arab Saudi dan mengadakan program rehabilitasi di depatemen sosial bagi pengemis asli Arab Saudi. Pengemis-pengemis tersebut sengaja memanfaatkan kemurahan hati penduduk Arab Saudi.
Alasan pengangkatannya sebagai menteri pertahanan karena memang ia memiliki kompetensi yang luar biasa. Pertama, sifatnya yang mengedepankan perdamaian dan diplomasi. Hal ini juga diketahui bahwa ia aktif berurusan dengan masalah internal keluarga kerajaan dan menengahi perselisihan di antara mereka. Kepandaiannya dalam diplomasi juga membuat ia disegani di kalangan suku-suku Arab Saudi. Menurut surat kabar Asharq al-Awsat sebagaimana dikutip Associated Press, Salman dikenal memiliki hubungan yang sangat luas dengan suku-suku di Arab Saudi dan pengaruhnya semakin memperluas jaringan bisnis keluarga kerajaan. Kedua, Pangeran Salman adalah putra generasi tengah dalam keluarga kerajaan; Oleh karena itu, ia bisa mengembangkan hubungan dekat dengan kedua generasi dalam masalah sosial dan budaya.
Setelah jalan diplomasi dianggap buntu, Pangeran Salman juga tidak segan menggunakan kekuatan militer. Contohnya ketika Arab Saudi ikut terlibat secara militer dalam melakukan serangan udara terhadap ISIS pada tahun 2014 kemarin.
Pada tanggal 27 Agustus 2012, dewan kerajaan mengumumkan Pangeran Salman bertanggung jawab atas urusan negara karena Raja Abdullah mulai sakit-sakitan. Untuk mendekatkan hubungannya dengan rakyat, Pangeran Salman meluncurkan akun twitter @KingSalman pada tanggal 23 Februari 2013.
Raja Adalah Pelayan Kota Suci
Berbeda dengan raja-raja lainnya, Raja Arab Saudi justru memiliki gelar khadim yang secara harfiayah diterjemahkan sebagai pembantu. Raja-raja Arab Saudi adalah pembantu atau pelayan dua kota suci, Mekah dan Madinah. Raja pertama yang mengenakan gelar ini adalah Raja Fahd bin Abdul Aziz rahimahullah –kakak tertua Pangeran Salman- pada tahun 1986.
Setelah Raja Abdullah bin Abdul Aziz wafat pada dini hari tanggal 23 Januari 2015, dewan kerajaan menunjuk Pangeran Salman sebagai raja baru Arab Saudi menggantikan saudara tirinya tersebut. Sebuah amanah besar dan tugas yang berat sudah menanti beliau. Serangan ISIS dan separatis Syiah dari dalam dan luar negeri adalah ancaman serius yang menjadi prioritas pertama.
Semoga Allah memberinya taufik dan membantunya dalam mengemban amanah. Semoga melalui dirinya, Allah memberikan kemanfaatan yang besar bagi umat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Sumber:
– http://en.wikipedia.org
– VOA Indonesia